Malaikat
Cinta dan Bunga Mawar Mei
Tak
ada bunga mawar tumbuh di kepala mei. Tetapi sekelumit kesunyian menghantuinya setiap
pagi.Tak ada pilihan bagi Mei untuk memutar kembali menjadi perempuan bermata hati.
Mei
merasakan kehampaan aku . Pada mulanya jiwa berserabut. Malam-malam terkadang laksana
bulan yang berarakar lumut.Senandung-senandung hatinya sungguh terkabut.
“semacam
gundah dan resah tetapi aku ingin berubah.” Mei melontarkan isi hatinya pada temen
kosnya, Yuliana.
“kita
dalam duka yang sama, mei.” Yuliana memeluk Mei seeratnya.
“kita
tidak boleh hancur seperti debu. Kita tidak akan belalu laksana angin a lugu,
Yul.”Mei memandangYunitapenuhharu.
Mei
menenangkan diri.Tangannya menggamit tisu.Kalau Mei terus menyendiri semata-mata
demi mengingat pesan ibu pertama kali sebelum merantau kekota ini.
“Jakartamu
tergantung kamu, bukan lantaran kamu adalah perempuanku, ibu mendoakanmu. Jangan
percaya pada senja atau hujan.Itu saja. Datanglah kepada ibu. Jika perasaanmu harus
mengingatku.”Saran Ibu disebelah Mei yang menimbang-nimbang keputusannya.
“seingat
Ibu, kamu adalah perempuan yang tahumusim. Berjalanlah!”
“bagaimana
kesehatan Ibu sekarang? Mei khawatir jika harus meninggalkan keadaan seperti sekarang.”
“kekhawatiran
mumembuat Ibu optimis. Bergegaslah meringkas musim kemarau.”
“Ah!
Ibu bukannya mencegah, mengapa mendukung kepergianku?”
“Rumah
ini tetaplah rumah yang kamu rindukan. Tetapi cintamu ada di seberang lautan .Kejar
atau terlambat dan tidak ada cinta yang ditunggu selama ini Mei.”
Di
saat mengingat Ibu, Mei memerhatikan selambu.Seolah ada pesan-pesan baru Ibu
yang hendak tersampaikan ketelinga Mei
dengan sendu.
“sekarang
kamu harus maumenjadi perempuan yang bertutur dengan lentur. Bekerja dengan cinta.
Berceritalah jika kamu ada waktu. ”Yuliana meletakkan jemarinya kejemari Mei
“Tahun
ini pertemukan aku dengan malam paling bahagia. ”Pinta Mei .Yuliana terbelalak.
“Maksudmu
laki-laki?.”
“Tidak
selalu laki-laki menggambarkan malam paling bahagia . Tetapi aku butuh malam bahagia
saat ini Yul.”
Yuliana
bingung dengan permintaan Mei .Langkah Mei langsung kekamar mandi .
SedangkanYuliana tak mengerti maksud Mei.
Malam
kemalam seperti perbincangan yang sunyi .Mei enggan bercerita lagi. Yuliana tertegun sendiri .Tak ada harapan akan hadirnya keceriaan
di bibir Mei. Selama beberapa hari Mei memendam diri .Mei
seperti menutup mulut rapat . Selepas dari kerja justru Mei mengunci kamar tanpa
suara yang hangat.
Kini,
lemas dan hampa menyergap hati Mei . Serangkaian dikota ini menuntun Mei untuk mementingkan
target perusahaan. Kota ini meringkas hari-hari
Mei.
Dengan
demikian Mei membayangkan bahwa kesehariannya segera mencair . Mei tak segan
menyinggung setiap pagi penuh semangat . Di saat itulah Mei ingin menyatakan kepada
Ibu . Kebahagiannya akan tercipta sangat khidmat.
Yuliana
mengajak Mei bertemu dengan lelaki yang sudah dijanjikan. ”kamu harus tegas dan
tidak boleh gugup. ” Saran Yuliana kepada Mei
“ciri-ciri
lelakimu malam ini sesuai dengan kriteriamu. Bergegaslah memulai perbincangan
agar mala mini rembulan benar-benar bercahaya. ”Yuliana membisik kepada Mei . Lalu
berjalan menjauh.
Mei
mencoba untuk memperbaiki cara duduknya. Lelaki itu diam saja , Mei menyinggung
dan mengulurkan tangan Mei pertanda Mei
ingin cepat memulai perbincangan .Mei tak mendapatkan getaran apa-apa . Sementara
lelaki mala mini sekedar terdiam . Bola mata semata bersama namun tak ada
ungkapan dimulainya.
‘aku
mulai tidak tertarik, Yul’ Mei serasa ingi nmeninggalkan tempat duduk ditaman kota
ini secepatnya.
“tak
ada cinta dikotaini. Kamu tahu kenapa?”
Mei
menggelengkan kepala
“semakin
muda usia kamu bekerja, tertutuplah cintamu. Sebab kota ini hanya menyisakan cinta
kepada perempuan usia empat puluh tahunan. ”Lelaki malam memandang Mei
kepucatan.
Ah,
Mei menghela nafas . ”sebentar, benarkah
malaikat itu datang?”
Dan
lelaki malam itu tiba-tiba tiada lagi didepan matanya . Usaha Mei untuk meneruskan
perbincangan dengan nya seperti lilin yang mati begitu saja tertiup angin.
Sesampainya
di Kos, Mei memeluk Yuliana. “Gagal lagi Yul, lelaki itu belum memberi kesempatan
lalu menghilang . Apakah ia malaikat cinta?.Aku penasaran, Yul.”
Yuliana
mengernyitkan dahi. “Malaikat ? Ah, lelaki itu manusia biasa yang mungkin ketepatan
berbicara tentang cinta.”
“aku
ingin bertemu dengan malaikat malam itu, Yun.”
Yuliana
betapa kaget dengan harapan Mei yang sangat besar. Padahal cinta dulu pernah menyakitinya.Saat
Mei Bekerja diperusahaan jasa lalu Mei tenggelam dalam cinta lokasi kepada lelaki
. Lalu Mei selalu membela lelaki tersebut
karena cinta mati.
Tak
sekedar cinta mati. Tetapi Mei mentasbih kan diri sebagai perempuan yang ingin menikah
sebelum pulang kedesa kembali.
Mei
menekuri sendiri .Pilihan hati kepada Dude sebagai jalan api. Mei ingin mengobarkan
cintanya berseri-seri.
Dan
Mei menelpon Ibu pada suatu pagi.
“Tentu
saja Dude bisa membahagiaanku , Bu.”
“Apakah
kamu sudah tahu tentang arti cinta yang sebenarnya di Jakarta Mei ?”
Kemudian
Mei menutup telepon karena malam sudah tiba. Dude segera menemuinya . Mei mempersiapkan diri untuk pertemuan yang
bahagia.Malam ini Mei berbunga-bunga karena Dude akan cepat dating dari dugaannya.
Mei
sudah memperolek wajah dari menyetrika baju baru, bibir merah, lalu Mei
memeragakan jalan kaki agar mei mampu mengimbangi Dude berjalan nantinya.
Dua
jam menunggu mungkin Mei masih sabar, Empat jam menunggu mungkin mei masih tetap
sabar . Enam jam kemudian Mei gelisah. Mei tahu Ibu benar bahwa Dude taknyata .Dude
hanya bayangan. Mei segera melepas sepatu,
bola matanya berurat air mata.
Yuliana
mengingat atas kesedihan Mei. “apakah kamu masih sanggup bertemu lelaki ditaman
kota nanti yang kamu sebut malaikat ?”
“aku
tidak yakin malaikat dating ketika cintamu tak pernah ada .” Yuliana ingin meyakinkan
Mei agar tidak menemui lelaki tersebut.
“Aku
tidak mampu menolaknya . Meski ini bukan cinta . Pertemuan ini aku anggap sebagai
jembatan hatiku . Biarlah aku meniti di kota sunyi ini. Aku harus menemukan
jawabannya, Yul.”Jawab Mei sangat mantap
Bersiaplah
Mei menujut aman janji. Sesungguhnya Mei tak ada persiapan .Yuliana hanya mengantarkannya.
Dan
lelaki di depan Mei tiba-tba menyapa dengan senyum dikelilingi cahaya lampu.
“Duduk didepanmu seperti bunga yang siap kupetik.”Lelaki itu menggoda Mei.
“Cinta
sudah mati di Jakartamu.Tak usah lah mengejar.”
Mei
tetap tak mau menggurisnya . Sebab Mei melihat dua sayap itu menyembul dari punggung
lelaki itu . Mei tak yakin dengan dua sayap tersebut.Mei
hanyasebatasmenduga-duga.
Mei
menatap lelaki malam . Senja dan hujan bukan pilihan.Mei berusaha mengorek kebenaran
adanya malaikat yang datang.Dipunggung lelaki dua sayap ingin mengepak di
malamhari.
“aku
sadar kamu telah membuntutiku sejak ibu melahirkanku .” Mei berusaha ingin tahu
wujud sebenarnya lelaki tanpa nama itu.
“seandainya
cinta dikota ini subur. Mungkin akulah malaikat yang menunggu perempuan kesepian
sampai saat ini.”
Mei
mendapati pengakuan . Lelaki malam itu pernahman jadi malaikat . Namun ketika
Mei murung dan curhat tentang cinta yang
kosong . Malaikat dating menjelma lelaki malam yang dipertemukan.
Mei
tampak kian hangat beberapa lama.. hening malam tak menyurutkan Mei untuk takjub
pada sesosok lelaki di depannya. Meski dipunggungnya ada sayap berbekas.Setelah
itu Mei tidak lagi bertengkar tentang cinta antara kesunyian dan Ibunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar