Rabu, 08 Juni 2016

Malaikat Cinta dan Bunga Mawar Mei


Tak ada bunga mawar tumbuh di kepala mei. Tetapi sekelumit kesunyian menghantuinya setiap pagi.Tak ada pilihan bagi Mei untuk memutar kembali menjadi perempuan bermata hati.
Mei merasakan kehampaan aku . Pada mulanya jiwa berserabut. Malam-malam terkadang laksana bulan yang berarakar lumut.Senandung-senandung hatinya sungguh terkabut.
“semacam gundah dan resah tetapi aku ingin berubah.” Mei melontarkan isi hatinya pada temen kosnya, Yuliana.
“kita dalam duka yang sama, mei.” Yuliana memeluk Mei seeratnya.
“kita tidak boleh hancur seperti debu. Kita tidak akan belalu laksana angin a lugu, Yul.”Mei memandangYunitapenuhharu.
Mei menenangkan diri.Tangannya menggamit tisu.Kalau Mei terus menyendiri semata-mata demi mengingat pesan ibu pertama kali sebelum merantau kekota ini.
“Jakartamu tergantung kamu, bukan lantaran kamu adalah perempuanku, ibu mendoakanmu. Jangan percaya pada senja atau hujan.Itu saja. Datanglah kepada ibu. Jika perasaanmu harus mengingatku.”Saran Ibu disebelah Mei yang menimbang-nimbang keputusannya.
“seingat Ibu, kamu adalah perempuan yang tahumusim. Berjalanlah!”
“bagaimana kesehatan Ibu sekarang? Mei khawatir jika harus meninggalkan keadaan seperti sekarang.”
“kekhawatiran mumembuat Ibu optimis. Bergegaslah meringkas musim kemarau.”
“Ah! Ibu bukannya mencegah, mengapa mendukung kepergianku?”
“Rumah ini tetaplah rumah yang kamu rindukan. Tetapi cintamu ada di seberang lautan .Kejar atau terlambat dan tidak ada cinta yang ditunggu selama ini Mei.”
Di saat mengingat Ibu, Mei memerhatikan selambu.Seolah ada pesan-pesan baru Ibu yang hendak tersampaikan ketelinga  Mei dengan sendu.
“sekarang kamu harus maumenjadi perempuan yang bertutur dengan lentur. Bekerja dengan cinta. Berceritalah jika kamu ada waktu. ”Yuliana meletakkan jemarinya kejemari  Mei
“Tahun ini pertemukan aku dengan malam paling bahagia. ”Pinta  Mei .Yuliana terbelalak.
“Maksudmu laki-laki?.”
“Tidak selalu laki-laki menggambarkan malam paling bahagia . Tetapi aku butuh malam bahagia saat ini Yul.”
Yuliana bingung dengan permintaan Mei .Langkah Mei langsung kekamar mandi . SedangkanYuliana tak mengerti maksud Mei.
Malam kemalam seperti perbincangan yang sunyi .Mei enggan bercerita lagi. Yuliana tertegun  sendiri .Tak ada harapan akan hadirnya keceriaan di bibir  Mei.  Selama beberapa hari Mei memendam diri .Mei seperti menutup mulut rapat . Selepas dari kerja justru Mei mengunci kamar tanpa suara yang hangat.
Kini, lemas dan hampa menyergap hati Mei . Serangkaian dikota ini menuntun Mei untuk mementingkan target  perusahaan. Kota ini meringkas hari-hari Mei.
Dengan demikian Mei membayangkan bahwa kesehariannya segera mencair . Mei tak segan menyinggung setiap pagi penuh semangat . Di saat itulah Mei ingin menyatakan kepada Ibu . Kebahagiannya akan tercipta sangat khidmat.
Yuliana mengajak Mei bertemu dengan lelaki yang sudah dijanjikan. ”kamu harus tegas dan tidak boleh gugup. ” Saran Yuliana kepada Mei
“ciri-ciri lelakimu malam ini sesuai dengan kriteriamu. Bergegaslah memulai perbincangan agar mala mini rembulan benar-benar bercahaya. ”Yuliana membisik kepada Mei . Lalu berjalan menjauh.
Mei mencoba untuk memperbaiki cara duduknya. Lelaki itu diam saja , Mei menyinggung dan mengulurkan tangan  Mei pertanda Mei ingin cepat memulai perbincangan .Mei tak mendapatkan getaran apa-apa . Sementara lelaki mala mini sekedar terdiam . Bola mata semata bersama namun tak ada ungkapan dimulainya.
‘aku mulai tidak tertarik, Yul’ Mei serasa ingi nmeninggalkan tempat duduk ditaman kota ini secepatnya.
“tak ada cinta dikotaini. Kamu tahu kenapa?”
Mei menggelengkan kepala
“semakin muda usia kamu bekerja, tertutuplah cintamu. Sebab kota ini hanya menyisakan cinta kepada perempuan usia empat puluh tahunan. ”Lelaki malam memandang Mei kepucatan.
Ah,  Mei menghela nafas . ”sebentar, benarkah malaikat itu datang?”
Dan lelaki malam itu tiba-tiba tiada lagi didepan matanya . Usaha Mei untuk meneruskan perbincangan dengan nya seperti lilin yang mati begitu saja tertiup angin.
Sesampainya di Kos, Mei memeluk Yuliana. “Gagal lagi Yul, lelaki itu belum memberi kesempatan lalu menghilang . Apakah ia malaikat cinta?.Aku penasaran, Yul.”
Yuliana mengernyitkan dahi. “Malaikat ? Ah, lelaki itu manusia biasa yang mungkin ketepatan berbicara tentang cinta.”
“aku ingin bertemu dengan malaikat malam itu, Yun.”
Yuliana betapa kaget dengan harapan Mei yang sangat besar. Padahal cinta dulu pernah menyakitinya.Saat Mei Bekerja diperusahaan jasa lalu Mei tenggelam dalam cinta lokasi kepada lelaki . Lalu  Mei selalu membela lelaki tersebut karena cinta mati.
Tak sekedar cinta mati. Tetapi Mei mentasbih kan diri sebagai perempuan yang ingin menikah sebelum pulang kedesa kembali.
Mei menekuri sendiri .Pilihan hati kepada Dude sebagai jalan api. Mei ingin mengobarkan cintanya berseri-seri.
Dan Mei menelpon Ibu pada suatu pagi.
“Tentu saja Dude bisa membahagiaanku , Bu.”
“Apakah kamu sudah tahu tentang arti cinta yang sebenarnya di Jakarta  Mei ?”
Kemudian Mei menutup telepon karena malam sudah tiba. Dude segera menemuinya  . Mei mempersiapkan diri untuk pertemuan yang bahagia.Malam ini Mei berbunga-bunga karena Dude akan cepat dating dari dugaannya.
Mei sudah memperolek wajah dari menyetrika baju baru, bibir merah, lalu Mei memeragakan jalan kaki agar mei mampu mengimbangi Dude berjalan nantinya.
Dua jam menunggu mungkin Mei masih sabar, Empat jam menunggu mungkin mei masih tetap sabar . Enam jam kemudian Mei gelisah. Mei tahu Ibu benar bahwa Dude taknyata .Dude  hanya bayangan. Mei segera melepas sepatu, bola matanya berurat air mata.
Yuliana mengingat atas kesedihan Mei. “apakah kamu masih sanggup bertemu lelaki ditaman kota nanti yang kamu sebut malaikat ?”
“aku tidak yakin malaikat dating ketika cintamu tak pernah ada .” Yuliana ingin meyakinkan Mei agar tidak menemui lelaki tersebut.
“Aku tidak mampu menolaknya . Meski ini bukan cinta . Pertemuan ini aku anggap sebagai jembatan hatiku . Biarlah aku meniti di kota sunyi ini. Aku harus menemukan jawabannya, Yul.”Jawab Mei sangat mantap
Bersiaplah Mei menujut aman janji. Sesungguhnya Mei tak ada persiapan .Yuliana hanya mengantarkannya.
Dan lelaki di depan Mei tiba-tba menyapa dengan senyum dikelilingi cahaya lampu. “Duduk didepanmu seperti bunga yang siap kupetik.”Lelaki itu menggoda Mei.
“Cinta sudah mati di Jakartamu.Tak usah lah mengejar.”
Mei tetap tak mau menggurisnya . Sebab Mei melihat dua sayap itu menyembul dari punggung lelaki itu . Mei tak yakin dengan dua sayap tersebut.Mei hanyasebatasmenduga-duga.
Mei menatap lelaki malam . Senja dan hujan bukan pilihan.Mei berusaha mengorek kebenaran adanya malaikat yang datang.Dipunggung lelaki dua sayap ingin mengepak di malamhari.
“aku sadar kamu telah membuntutiku sejak ibu melahirkanku .” Mei berusaha ingin tahu wujud sebenarnya lelaki tanpa nama itu.
“seandainya cinta dikota ini subur. Mungkin akulah malaikat yang menunggu perempuan kesepian sampai saat ini.”
Mei mendapati pengakuan . Lelaki malam itu pernahman jadi malaikat . Namun ketika Mei  murung dan curhat tentang cinta yang kosong . Malaikat dating menjelma lelaki malam yang dipertemukan.
Mei tampak kian hangat beberapa lama.. hening malam tak menyurutkan Mei untuk takjub pada sesosok lelaki di depannya. Meski dipunggungnya ada sayap berbekas.Setelah itu Mei tidak lagi bertengkar tentang cinta antara kesunyian dan Ibunya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

cv